Hikmah Suami dan Keridhaannya

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang lebar dengan saya. Ibu: “Mbah Mun, sy sdh ga kuat dgn suami saya. Saya ma...

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang lebar dengan saya.

Ibu: “Mbah Mun, sy sdh ga kuat dgn suami saya. Saya mau cerai saja”

Kyai: “Emangnya kenapa bu?”

Ibu: “Ya suami saya udah ga ada kerjanya, ga kreatif, ga bisa jadi pemimpin untuk anak-anak. Nanti gimana anak-anak saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah capek-capek, dia santai aja di rumah.”

Kyai: “Oooh gitu, cuma itu aja?”

Ibu: “Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yg paling utama.”

Kyai: “Oooooh... iya... mau tahu pandangan saya ga bu?”

Ibu: “Boleh Mbah Mun.”

Kyai: “Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya ga bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudah ga muat banyak, ga ada gantungan pakaiannya, ga ada lacinya, ga bisa dikunci, malah boros listrik.”

“Nah... itulah kalau kita pakai produk ga sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya ga akan puas.”

Ibu: “Mmm... terus apa hubungannya sama suami saya?”

Kyai: “Ya... ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya ga dipakai.”

Ibu: “Saya ga berharap lebih kok Mbah Mun. Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.”

Kyai: “Iya... itu mah cuma fungsi sampingan dari suami. Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah ga ibu harapkan dan kejar.”

Ibu: “Mmmmm... emang apa fungsi primernya seorang suami?”

Kyai: “Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu di neraka.”

“Saat ibu dapat ridho dari suami, maka... semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhoan suami ibu.” 

“Jadi, seorang suami duduk diem aja, itu sangat bermanfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dengan maksimal. Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridho suami.’ 

“Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Ayyumam raatin maatat wa zaujuha ‘anha raadhin dakhalatil jannah

“Yang artinya; Seorang istri meninggal dunia dan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk surga”

“Selebihnya, itu cuma fungsi-fungsi sekunder dari suami. Kejar dulu yg utama ini.”

“Suami ga kerja ya ga apa-apa, yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka.”

“Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa-dosa ibu ga ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah ga ada dosa sama sekali.”

“Ibu tinggal cari ridhonya suami. Kalau memang ibu yang cari nafkah ya gapapa. Semua harta yang ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah ke anak yatim.”

Ibu: “Kok bisa lebih mulia dari anak yatim?”

Kyai: “ya karena anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yang hukumnya sunnah. Sementara suami, sudah terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu.“

“Silahkan dibagi sedekah untuk orang lain dengan sedekah untuk keluarga, tapi yang untuk keluarga, itu yang lebih utama.”

Ibu: “Tapi... kalau suami zalim bagaimana? Bahkan KDRT ke keluarga?<

Kyai: “Ya gapapa juga, tetap pertahankan. Karena semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.”

“Sementara... Ibu fokus aja terus cari ridhanya suami.”

“Pernah dengar? Istrinya Fir’aun masuk surga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT? Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi-bayi.”

“Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Doa terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.”

“Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya; Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (66:11)

Ibu: “Ya Allah... Mbah Mun ... terimakasih atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?”

Kyai: “Ibu mau ikuti saran dari saya?”

Ibu: “Apa itu Mbah Mun..?”

Kyai: “Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, Tanyakan ke suami; Abang, berapa persen ridhonya abang sama aku hari ini?”

“Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, teh, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “iya, aku ridho sama kamu 100%” nah silahkan tidur....”

“Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.”

Ibu: “Baik Mbah Mun”

Kyai: “Semoga Allah memuliakan ibu dan suami ibu.”

Ibu: “Aaaamiin ya Rabb... terimakasih Mbah Mun...”

Selang 5 Hari Berlalu, Ibu Itu Datang Kembali Menghadap Kyai

Ibu: “Mbah Mun.... Ya Allah... terimakasih banyak... saya ga tahu mau ngomong apa sama Mbah Mun... terimakasih sudah merubah hidup saya... hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Mun dan keluarga...”

Kyai: “Alhamdulillah... gimana, saran saya, sudah dijalankan?”

Ibu: “Iya Mbah Mun... dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Mun, dia mau bantuin saya nganter ke mana-mana.... ya Allah... enak banget Mbah Mun...”

Kyai: “Alhamdulillah...”

Ibu: “Saya mau terus lakukan saran Mbah Mun, ga cuma 7 hari..., tapi mau saya lakukan selama-lamanya boleh Mbah Mun...?”

Kyai: “Boleh banget... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan Husnul Khotimah...”

Ibu: “Huhuhu... makasiiiiih Mbah Mun...”

Kyai: “Sama-sama”

 

*Cerita ini dinisbatkan sebagai catatan KH. Maimun Zubair

**Sumber

COMMENTS

Name

2014,1,Berita pendidikan,1,cpns,1,dhuafa,1,filsafat,1,filsafat indonesia,1,filsafat timur,1,indonesia,1,karakter anak,1,ketakutan,1,ketakutan pada anak,1,Kisah hikmah,8,mengatasi ketakutan pada anak,1,motivasi kehidupan,1,panti asuhan,1,panti asuhan ponorogo,2,pendaftaran siswa baru,1,pendidikan,7,pendidikan anak,2,pendidikan gratis,2,pendidikan madrasah,2,pesantren,1,pondok pesantren ponorogo,2,ponorogo,2,reog ponorogo,1,Sejarah Islam,1,Tarikh,2,yatim,1,
ltr
item
Ulhikam: Hikmah Suami dan Keridhaannya
Hikmah Suami dan Keridhaannya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5WNg3J9MhnT2vgH-JkTg8U2DI90fJ2deVqph0XhwNNsdBHGlul0m0VfTW5brnlj7pUtf6TXE2mcysIWBUOTzeR6giLqSD2TOcpf7GbP7VtHOFtOEQg5Cimiyj9pKYiwAhKRdp5PnQoJIg/s320/D9625DCD-C4EE-4E24-8CDD-F83BB5A386B1.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5WNg3J9MhnT2vgH-JkTg8U2DI90fJ2deVqph0XhwNNsdBHGlul0m0VfTW5brnlj7pUtf6TXE2mcysIWBUOTzeR6giLqSD2TOcpf7GbP7VtHOFtOEQg5Cimiyj9pKYiwAhKRdp5PnQoJIg/s72-c/D9625DCD-C4EE-4E24-8CDD-F83BB5A386B1.png
Ulhikam
https://ulhikam.blogspot.com/2020/10/himah-suami-dan-keridhaannya.html
https://ulhikam.blogspot.com/
https://ulhikam.blogspot.com/
https://ulhikam.blogspot.com/2020/10/himah-suami-dan-keridhaannya.html
true
2867800781637411139
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy
close