Sosok ibu satu anak ini benar2 total dalam pengabdiannya di MI Uyun al-Hikam. Bagaimana tidak, hampir setiap hari beliau mesti menempu...

Sosok ibu satu anak ini benar2 total dalam pengabdiannya di MI Uyun al-Hikam. Bagaimana tidak, hampir setiap hari beliau mesti menempuh jarak ±40km pp demi bisa menularkan ilmunya kepada para santri. Itupun juga dengan imbalan yang tidak seberapa, ibarat kata "untuk beli bensin" sehari-hari saja jauh dari cukup. Meski demikian hal tersebut tidak menjadikan beliau mengeluh atau berputus asa. "Nafas perjuangan selalu mengalir dalam darah saya", begitu kata ustadzah yang tampak lemah lembut ini suatu ketika.
Ustadzah Yeni, begitu beliau akrab dipanggil, mengawali karirnya sebagai Fasilitator P2KP di salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Sempat bertahan sekitar 2 tahun, pada akhirnya alumnus IAIN Tulungagung ini memilih untuk mengundurkan diri, dan mengabdikan hidupnya pada lembaga ini. Bahkan, mantan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Tulungagung ini juga turut serta aktif dalam menyiapkan pembentukan dan pendirian lembaga.
Aktifitas perjuangan tanpa pamrih memang bisa dipastikan telah mendarah daging dalam jiwa srikandi kita yang satu ini. Selain memang aktif di PMII, beliau juga aktif di komunitas-komunitas kajian mahasiswa di Tulungagung. Salah satunya adalah di Padepokan Pusat Kajian Filsafat dan Theology (PKFT) Tulungagung, yakni salah satu basis pergerakan mahasiswa yang secara aktif ikut serta mengadvokasi masyarakat terpinggirkan dari perspektif pengetahuan.
Tak heran jika semangatnya hampir tak pernah padam. Meski lembaga baru; yang tentu saja dengan segala keterbatasan sarana dan prasarananya, ustadzah yang kenyang dengan lika-liku perjuangan ini selalu optimis dan yakin, bahwa suatu ketika apa yang telah dirintisnya tersebut akan membawa manfaat besar bagi agama dan bangsa ini.
COMMENTS