“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab s...
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi,
dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu
kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi
hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (QS. An Nisa;
131)
Manakala
ketaqwaan kepada Allah swt sudah
ditunjukan, maka kebahagiaan dan kesejahteraan akan diraih manusia dengan
diperolehnya jalan keluar atas persoalan hidup, memperoleh rizki, bahkan rizki
yang tak terduga, memperoleh kemudahan dari kesulitan dan yang lebih
membahagiakan adalah memperoleh ampunan dan ditutupinya dosa.
Allah swt
berfirman:
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan
kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaq; 2-3)
Pada ayat lain, Allah swt juga berfirman;
Ï “Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di
antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka
masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang
tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah
sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath
Thalaq; 4)
Sedangkan yang
juga amat membahagiakan, ketaqwaan disebutkan Allah swt;
“Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. Ath
Thalaq; 5)
Bila taqwa sudah
bisa kita wujudkan dalam hidup ini, maka kita pun akan menjadi manusia yang
paling mulia di hadapan Allah swt;
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat; 13)
Kunci kedua untuk meraih kebahagiaan
dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat adalah saling sayang menyayangi
dengan sesama. Di samping itu, keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan
bila kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling
tidak, ada empat hal yang harus diwujudkan sebagai cermin dari saling sayang
menyayangi antar sesama kita.
Pertama, saling menghormati sehingga tidak ada buruk
sangka, tidak mengejek, dan tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, serta
tidak menggunjing; Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka
mereka Itulah orang-orang yang zalim. (12). Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Hujurat; 11-12)
Kedua, tolong
menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan sekuat
apapun manusia, ia membutuhkan pertolongan. Kerjasama dalam kebaikan, bahkan sedapat
mungkin menolongnya bila dalam kesusahan,meskipun dia sendiri berada dalam
kesusahan, dia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana
dia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang
had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan
dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS.
Al Maidah; 2)
Di dalam satu
hadits, Rasul saw bersabda: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari &
Muslim dari Anas).
Diantara maksud
ta’awun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paliing tidakmengurangi
kesulitan orang lain. Bila hal ini dilakukan,keutamaannya adalah ia akan
dihilangkan kesusahannya oleh Allah swt dalam kehidupan di akhirat, bahkan
orang yangsuka menolong akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt.
Rasulullah saw
bersabda: “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim niscaya Allah
akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib
seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya dihari kiamat.
Allah selalu menolong seorang hamba selama dia
menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Ketiga, saling memberi nasehat (taushiyah) sehingga
seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan meningggalkannya, dan bila
terlanjur salah, maka kesalahannya itu tidak sampaimenjadi kebiasaan. Allah swt
berfirman:
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. (3) Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al Ashr; 2-3)
Keempat,
melindungi keselamatan harta dan jiwa sehingga adanya seorang muslim akan
memberikan ketenangan bagi muslim lainnya,Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja
yang melindungi harta benda saudaranya, Allah akan lindungi wajahnya dari
sentuhan api neraka”. (HR. Ahmad)”.
Didalam hadits
lain, Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin adalah mereka yang mampu
memberikan keamanan bagi mukmin lainnya, baik keamanan diri maupun harta.” (HR.
Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).
Kunci
ketiga untuk meraih kebahagiaan dan
kesejahteraan adalah melaksanakan tanggung jawab. Kehidupan yang baik akan
terwujud manakala masing-masing orang, sebagai apapun ia, dan dimanapun berada
dapat menunjukan rasa tanggung jawab, baik sebagai pribadi, keluarga,
masyarakat maupun bangsa.
(Disarikan dari
Buletin “Bening Jumat”)
COMMENTS